Gambaran
Banyak orang yang hidup dengan gangguan bipolar telah menunjukkan diri mereka sangat kreatif. Ada banyak artis, aktor, dan musisi terkenal yang memiliki gangguan bipolar. Ini termasuk aktris dan penyanyi Demi Lovato, aktor dan kickboxer Jean-Claude Van Damme, dan aktris Catherine Zeta-Jones.
Orang terkenal lainnya yang diyakini memiliki gangguan bipolar termasuk pelukis Vincent Van Gogh, penulis Virginia Woolf, dan musisi Kurt Cobain. Jadi apa hubungan kreativitas dengan gangguan bipolar?
Apa itu gangguan bipolar?
Gangguan bipolar adalah penyakit mental kronis yang menyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrem. Suasana hati berubah-ubah antara senang, berenergi tinggi (mania) dan sedih, letih terendah (depresi). Pergeseran suasana hati ini dapat terjadi beberapa kali setiap minggu atau hanya beberapa kali dalam setahun.
Ada tiga jenis utama gangguan bipolar. Ini termasuk:
- Gangguan bipolar I. Orang dengan bipolar saya memiliki setidaknya satu episode manik. Episode manik ini dapat didahului atau diikuti oleh episode depresi utama, tetapi depresi tidak diperlukan untuk gangguan bipolar I.
- Gangguan bipolar II. Orang dengan bipolar II memiliki satu atau lebih episode depresi mayor yang berlangsung setidaknya dua minggu, serta satu atau lebih episode hipomanik ringan yang berlangsung setidaknya empat hari. Dalam episode hipomanik, orang masih bersemangat, energik, dan impulsif. Namun, gejalanya lebih ringan daripada yang terkait dengan episode manik.
- Gangguan siklotimik. Orang dengan gangguan cyclothymic, atau cyclothymia, mengalami episode hipomanik dan depresi selama dua tahun atau lebih. Pergeseran mood cenderung kurang parah dalam bentuk gangguan bipolar ini.
Meskipun ada berbagai jenis gangguan bipolar, gejala hipomania, mania, dan depresi serupa pada kebanyakan orang. Beberapa gejala umum meliputi:
Depresi
- perasaan sedih atau putus asa yang ekstrem
- kehilangan minat pada aktivitas yang dulunya menyenangkan
- kesulitan berkonsentrasi, membuat keputusan, dan mengingat berbagai hal
- kecemasan atau lekas marah
- makan terlalu banyak atau terlalu sedikit
- tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit
- berpikir atau berbicara tentang kematian atau bunuh diri
- mencoba bunuh diri
Mania
- mengalami suasana hati yang terlalu bahagia atau keluar untuk waktu yang lama
- lekas marah yang parah
- berbicara dengan cepat, dengan cepat mentransisikan ide-ide yang berbeda selama percakapan, atau memiliki pikiran balap
- ketidakmampuan untuk fokus
- memulai banyak kegiatan atau proyek baru
- merasa sangat gelisah
- tidur terlalu sedikit atau tidak sama sekali
- bertindak impulsif dan mengambil bagian dalam perilaku berbahaya
Hypomania
Gejala hipomania sama dengan gejala mania, tetapi berbeda dalam dua cara:
- Dengan hipomania, perubahan suasana hati biasanya tidak cukup parah untuk secara signifikan mengganggu kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- Tidak ada gejala psikotik yang terjadi selama episode hipomanik. Selama episode manik, gejala psikotik mungkin termasuk delusi, halusinasi, dan paranoia.
Selama episode mania dan hipomania ini, orang sering merasa ambisius dan terinspirasi, yang mungkin mendorong mereka untuk memulai upaya kreatif baru.
Apakah ada hubungan antara gangguan bipolar dan kreativitas?
Sekarang mungkin ada penjelasan ilmiah mengapa banyak orang kreatif memiliki gangguan bipolar. Beberapa penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa orang-orang yang secara genetis cenderung mengalami gangguan bipolar lebih cenderung menunjukkan kreativitas tingkat tinggi, terutama dalam bidang artistik di mana keterampilan verbal yang kuat sangat membantu.
Dalam satu studi dari 2015, peneliti mengambil IQ hampir 2.000 anak-anak berusia 8 tahun, dan kemudian menilai mereka pada usia 22 atau 23 tahun untuk sifat manik. Mereka menemukan bahwa IQ anak-anak yang tinggi dikaitkan dengan gejala gangguan bipolar di kemudian hari. Untuk alasan ini, para peneliti percaya fitur genetik yang terkait dengan gangguan bipolar dapat membantu dalam arti bahwa mereka juga dapat menghasilkan sifat yang bermanfaat.
Peneliti lain juga menemukan hubungan antara genetika, gangguan bipolar, dan kreativitas. Dalam penelitian lain pada tahun 2015, para peneliti menganalisis DNA lebih dari 86.000 orang untuk mencari gen yang meningkatkan risiko gangguan bipolar dan skizofrenia. Mereka juga mencatat apakah individu bekerja di atau terkait dengan bidang kreatif, seperti menari, akting, musik, dan menulis. Mereka menemukan bahwa individu kreatif memiliki kemungkinan hingga 25 persen lebih besar daripada orang yang tidak kreatif untuk membawa gen yang berhubungan dengan bipolar dan skizofrenia.
Tidak semua orang dengan gangguan bipolar adalah kreatif, dan tidak semua orang kreatif memiliki gangguan bipolar. Namun, tampaknya ada hubungan antara gen yang menyebabkan gangguan bipolar dan kreativitas seseorang.