Ketidakcukupan daya adalah penyebab paling umum dari kemajuan persalinan yang tidak memadai pada wanita yang melahirkan pertama kali. Kekuatan persalinan ditentukan oleh seberapa keras rahim berkontraksi dan seberapa keras ibu mendorong. Kekuatan pada tahap pertama persalinan dapat dinilai dengan mengevaluasi pola persalinan, yang terdiri dari durasi, frekuensi, dan kualitas kontraksi uterus.
Kontraksi harus berlangsung cukup lama, cukup sering, dan cukup kuat untuk membuat serviks membesar dan janin turun melalui jalan lahir. Berapa banyak yang cukup dapat sangat bervariasi untuk masing-masing wanita dan untuk kehamilan individu. Untuk wanita dalam persalinan spontan, kontraksi biasanya berjarak dua hingga lima menit, berlangsung dari 30 hingga 60 detik, dan memiliki kekuatan sedang.
Penilaian
Cara termudah untuk menilai kekuatan persalinan adalah dengan menentukan waktu frekuensi dan durasi kontraksi (dari awal satu hingga awal berikutnya). Intensitas kontraksi dapat diperkirakan dengan menyentuh rahim. Rahim yang berkontraksi dengan ringan biasanya terasa sekencang pipi, rahim yang berkontraksi sedang terasa sekencang ujung hidung, dan rahim yang berkontraksi kuat sama kuatnya dengan dahi.
Tocodynometer
Di rumah sakit, cara paling umum untuk menilai frekuensi dan durasi kontraksi adalah dengan tocodynometer. Alat ini dipegang di perut, di atas rahim, dengan sabuk elastis dan berisi tombol yang menggerakkan pegas saat rahim berkontraksi. Sinyal listrik kemudian memungkinkan kontraksi direkam sebagai puncak pada layar komputer atau kertas monitor. Tocodynometer mengukur frekuensi dan durasi tanpa mengukur intensitas. Alat ini juga dapat dibatasi penggunaannya dengan cara meletakkannya di rahim, ukuran dan bentuk perut ibu, dan gerakan bayi. Tocodynometer biasanya digunakan bersamaan dengan monitor detak jantung janin.
Intrauterine Pressure Catheter (IUPC)
Ketika masih ada ketidakpastian tentang pola persalinan yang memadai, tekanan kontraksi dari dalam rahim diukur dengan kateter tekanan intrauterin (IUPC). IUPC terdiri dari sepotong tabung lunak berisi cairan yang dilewatkan melalui vagina dan leher rahim, ke dalam rahim. Ujung kateter berada dalam cairan ketuban dan mengubah tekanan yang terukur menjadi sinyal listrik yang ditelusuri ke monitor komputer atau selembar kertas. Kontraksi ini terlihat mirip dengan yang diukur dengan tocodynometer. Namun, IUPC mengukur frekuensi, durasi, dan intensitas kontraksi. Kekuatan kontraksi diukur dari garis dasar (ketika uterus rileks) hingga puncak kontraksi dan dicatat dalam unit-satu unit adalah jumlah tekanan yang diperlukan untuk menaikkan kolom merkuri satu milimeter. Studi menunjukkan bahwa 200 unit kontraksi setiap 10 menit biasanya cukup untuk persalinan pervaginam setelah persalinan spontan. IUPC meningkatkan risiko infeksi intraamniotik dan karenanya tidak digunakan secara rutin.