Apa itu Alergi?
Alergi musiman adalah wabah banyak orang yang mencintai alam bebas. Mereka biasanya dimulai pada bulan Februari dan berlangsung hingga Agustus atau September. Alergi musiman terjadi ketika tanaman mulai memproduksi serbuk sari. Pollen adalah zat seperti bubuk yang membantu tanaman membuat biji dan bereproduksi.
Orang dapat menghirup serbuk sari, yang mengarah pada alergi musiman. Alergi terjadi ketika tubuh menganggap serbuk sari sebagai penyerbu asing, mirip dengan bakteri atau virus. Sebagai tanggapan, tubuh melakukan serangan. Ini menghasilkan gejala seperti:
- bersin
- mata berair dan gatal
- pilek
- sakit tenggorokan
- batuk
- sakit kepala
- kesulitan bernafas
Ada perawatan bebas yang tersedia untuk alergi musiman, tetapi banyak orang lebih memilih perawatan alami. Salah satu contoh yang dikabarkan membantu alergi musiman adalah madu lokal. Madu lokal adalah madu mentah yang belum diproses yang dibuat dekat dengan tempat tinggal Anda. Madu ini dikabarkan membantu alergi, tetapi para ilmuwan dan dokter skeptis.
Mengapa Madu Dipercaya Membantu Alergi?
Gagasan di balik madu yang mengobati alergi serupa dengan ide seseorang yang terkena alergi. Tetapi sementara suntikan alergi telah terbukti efektif, madu belum. Ketika seseorang makan madu lokal, mereka dianggap menelan serbuk sari lokal. Seiring waktu, seseorang mungkin menjadi kurang sensitif terhadap serbuk sari ini. Akibatnya, mereka mungkin mengalami lebih sedikit gejala alergi musiman.
Memang benar bahwa lebah menyerbuki bunga dan membuat madu. Tetapi jumlah serbuk sari dari lingkungan dan tanaman dianggap sangat kecil dan bervariasi. Ketika seseorang makan madu lokal, mereka tidak memiliki jaminan berapa banyak (jika ada) serbuk sari mereka sedang terkena. Ini berbeda dari suntikan alergi yang dengan sengaja membuat seseorang tidak sensitif terhadap serbuk sari pada pengukuran standar.
Apa Penelitian Yang Telah Dilakukan Mengenai Madu dan Alergi?
Satu studi meneliti efek madu pasteurisasi pada gejala alergi dibandingkan dengan madu lokal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada kelompok yang makan madu mengalami kelegaan musiman.
Namun, sebuah penelitian berbeda menemukan bahwa madu yang dikonsumsi dalam dosis tinggi memang meningkatkan gejala alergi seseorang selama delapan minggu.
Studi-studi ini memiliki hasil yang bertentangan dan ukuran sampel yang kecil. Ini membuat sulit untuk menentukan apakah madu lokal dapat andal membantu seseorang mengurangi gejala alergi musiman mereka. Penelitian skala besar diperlukan untuk mengkonfirmasi atau merekomendasikan sejumlah madu.
Yang Harus Anda Ketahui Sebelum Menggunakan Madu sebagai Perawatan
Dokter dan peneliti belum merekomendasikan sejumlah madu yang harus dikonsumsi seseorang setiap hari untuk menghilangkan gejala alergi musiman mereka. Plus, tidak ada jaminan berapa banyak tepung sari dalam porsi madu lokal.
Perhatikan bahwa Anda tidak boleh memberikan madu kepada anak-anak di bawah usia 1. Ini karena madu mentah dan tidak diolah memiliki risiko botulisme pada bayi. Juga, beberapa orang yang memiliki alergi parah terhadap serbuk sari dapat mengalami reaksi alergi serius yang dikenal sebagai anafilaksis setelah makan madu. Ini dapat menyebabkan kesulitan bernapas yang ekstrem. Orang lain mungkin mengalami reaksi alergi seperti gatal atau bengkak pada mulut, tenggorokan, atau kulit.
Kesimpulan tentang Madu dan Alergi
Madu belum terbukti secara ilmiah untuk mengurangi alergi. Namun, itu masih bisa menjadi alternatif yang enak untuk makanan bergula. Beberapa orang juga menggunakannya sebagai penekan batuk. Jika Anda memiliki alergi musiman, Anda mungkin perlu mencari pengobatan yang terbukti secara medis. Contohnya termasuk obat alergi yang dijual bebas atau sekadar menghindari pergi ke luar sebanyak mungkin.