Gambaran
Jika Anda menderita radang usus besar (ulcerative colitis), Anda mungkin melihat gejala-gejala Anda muncul ketika Anda mengalami peristiwa yang membuat stres. Ini bukan di kepala Anda. Stres adalah salah satu faktor yang berkontribusi terhadap radang usus besar, bersama dengan kebiasaan merokok tembakau, diet, dan lingkungan Anda.
Kolitis ulseratif adalah penyakit autoimun yang memengaruhi usus besar (juga dikenal sebagai usus besar Anda). Penyakit ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat di usus besar. Sistem kekebalan yang terlalu aktif ini menyebabkan peradangan pada usus besar, yang menyebabkan kolitis ulserativa. Stres memicu respons yang serupa.
Adalah mungkin untuk mengelola gejala kolitis ulserativa dan meredakan kambuh dengan pengobatan. Namun, kemampuan Anda untuk mengelola gejala kolitis ulserativa mungkin tergantung pada seberapa baik Anda mengelola stres.
Bisakah stres menyebabkan kolitis ulserativa?
Tubuh Anda menghadapi berbagai peristiwa yang menegangkan dengan meluncurkan respons melawan-atau-lari. Ini adalah reaksi alami terhadap stres yang mempersiapkan tubuh Anda untuk melarikan diri dari situasi berisiko tinggi atau mengatasi ancaman yang dirasakan.
Selama tanggapan ini, beberapa hal terjadi:
- tubuh Anda melepaskan hormon stres yang disebut kortisol
- tekanan darah dan detak jantung Anda meningkat
- tubuh Anda meningkatkan produksi adrenalin, yang memberi Anda energi
Respons ini juga merangsang sistem kekebalan tubuh Anda. Ini biasanya bukan reaksi negatif, tetapi bisa menjadi masalah jika Anda menderita kolitis ulserativa. Sistem kekebalan yang distimulasi menyebabkan peningkatan peradangan di seluruh tubuh Anda, termasuk usus besar Anda. Peningkatan ini biasanya bersifat sementara, tetapi masih dapat memicu radang usus besar yang ulseratif.
Dalam sebuah studi dari 2013, peneliti mencari kekambuhan pada 60 orang dengan penyakit radang usus (penyakit Crohn atau kolitis ulserativa) dalam remisi. Dari 42 peserta yang kambuh, 45 persen mengalami stres sehari sebelum kambuh.
Meskipun stres dapat menyebabkan timbulnya gejala, stres saat ini tidak dianggap menyebabkan kolitis ulserativa. Sebaliknya, para peneliti berpikir stres memperburuk itu. Penyebab pasti dari kolitis ulserativa tidak diketahui, tetapi beberapa orang memiliki risiko lebih besar untuk mengalami kondisi ini. Ini termasuk orang-orang di bawah usia 30 atau orang-orang yang berusia pertengahan akhir dan orang-orang dengan riwayat keluarga radang borok usus besar.
Lihat efek stres pada tubuh »
Mengatasi stres dan kolitis ulserativa
Untuk mengurangi kambuhnya kolitis ulserativa, tidak selalu cukup dengan meminum obat Anda dan tetap dengan rencana perawatan dokter Anda. Menemukan cara untuk menurunkan tingkat stres juga dapat membantu. Berikut adalah beberapa strategi untuk membantu Anda mengelola stres:
- Renungkan: Cobalah salah satu aplikasi meditasi terbaik tahun ini jika Anda tidak yakin harus mulai dari mana.
- Lakukan yoga: Yang Anda butuhkan hanyalah sedikit ruang untuk berbaring. Inilah urutan awal.
- Coba biofeedback: Anda dapat bertanya kepada dokter Anda tentang biofeedback. Terapi nondrug ini dapat mengajarkan Anda bagaimana mengontrol fungsi tubuh Anda. Akibatnya, Anda belajar cara menurunkan detak jantung dan melepaskan ketegangan otot ketika sedang stres.
- Jaga dirimu: Perawatan diri adalah faktor penting dalam mengurangi stres. Pastikan Anda tidur setidaknya tujuh hingga delapan jam per malam. Mempelajari cara mengatakan tidak juga dapat mengurangi stres. Ketika Anda menerima terlalu banyak tanggung jawab, Anda bisa menjadi kewalahan dan tertekan.
- Latihan: Latihan mendorong otak Anda untuk melepaskan neurotransmiter yang memengaruhi suasana hati Anda dan membantu meredakan depresi dan kecemasan. Olahraga juga memiliki efek antiinflamasi. Usahakan untuk melakukan aktivitas fisik selama 30 menit setidaknya tiga hingga lima kali seminggu.