Refleks Gastrokolik: Pada Bayi, Penyebab, Dan Gejala

Daftar Isi:

Refleks Gastrokolik: Pada Bayi, Penyebab, Dan Gejala
Refleks Gastrokolik: Pada Bayi, Penyebab, Dan Gejala

Video: Refleks Gastrokolik: Pada Bayi, Penyebab, Dan Gejala

Video: Refleks Gastrokolik: Pada Bayi, Penyebab, Dan Gejala
Video: Seperti Apa Gejala dan Penyebab Kolik pada Bayi? 2024, Mungkin
Anonim

Gambaran

Refleks gastrokolik bukanlah suatu kondisi atau penyakit, melainkan refleks alami tubuh Anda. Ini memberi sinyal pada usus besar Anda untuk mengosongkan makanan begitu sampai ke perut Anda untuk memberi ruang bagi lebih banyak makanan.

Namun, bagi sebagian orang yang refleks mengalami overdrive, mengirim mereka berlari ke kamar kecil segera setelah makan. Ini mungkin terasa seperti “makanan menembus mereka,” dan itu bisa disertai dengan rasa sakit, kram, diare, atau sembelit.

Refleks gastrokolik yang berlebihan itu bukanlah suatu kondisi tersendiri. Ini biasanya merupakan gejala sindrom iritasi usus besar (IBS) pada orang dewasa. Pada bayi, itu benar-benar normal. Teruslah membaca untuk mempelajari lebih lanjut tentang refleks gastrokolik Anda, bagaimana hal itu dipengaruhi oleh IBS, dan bagaimana Anda dapat mengendalikannya.

Penyebab

Irritable bowel syndrome (IBS)

Orang dengan refleks gastrokolik yang terlalu aktif mungkin menderita IBS. IBS bukan penyakit spesifik, melainkan kumpulan gejala, yang dapat diperburuk oleh makanan atau stres tertentu. Gejala IBS dapat bervariasi, tetapi sering termasuk:

  • kembung
  • gas
  • sembelit, diare, atau keduanya
  • kram
  • sakit perut

Refleks gastrokolik dapat diperkuat pada mereka dengan IBS dengan jumlah dan jenis makanan yang mereka makan. Makanan pemicu umum meliputi:

  • gandum
  • susu
  • Buah sitrus
  • makanan berserat tinggi, seperti kacang atau kol

Meskipun tidak ada obat untuk IBS, perawatan untuk membantu meringankan gejala mungkin termasuk perubahan gaya hidup berikut:

  • berolahraga lebih banyak
  • membatasi kafein
  • makan lebih sedikit
  • menghindari makanan yang digoreng atau pedas
  • meminimalkan stres
  • mengambil probiotik
  • minum banyak cairan
  • cukup tidur

Jika gejala tidak membaik dengan perubahan gaya hidup, dokter Anda mungkin akan meresepkan obat atau merekomendasikan konseling. Walaupun IBS pada dasarnya adalah kondisi yang jinak, jika ada gejala yang lebih serius, Anda harus mencari perhatian medis segera untuk menyingkirkan kondisi lain, seperti kanker usus besar. Gejala-gejala tersebut termasuk:

  • penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan
  • diare yang membangunkan Anda dari tidur Anda
  • pendarahan dubur
  • muntah atau mual yang tidak dijelaskan
  • sakit perut persisten yang tidak berkurang setelah buang gas atau buang air besar

Penyakit radang usus (IBD)

Jika Anda sering buang air besar setelah makan, penyebab mendasar lainnya adalah IBD (penyakit Crohn atau kolitis ulserativa). Sementara penyakit Crohn dapat melibatkan bagian mana pun dari saluran pencernaan Anda, kolitis ulseratif hanya memengaruhi usus Anda. Gejala dapat bervariasi dan berubah seiring waktu. Gejala IBD lainnya termasuk:

  • diare
  • kram perut
  • darah di bangku Anda
  • demam
  • kelelahan
  • kehilangan selera makan
  • penurunan berat badan
  • merasa seolah-olah isi perut Anda tidak kosong setelah buang air besar
  • urgensi buang air besar

Meskipun tidak jelas apa yang menyebabkan IBD, itu diduga dipengaruhi oleh kombinasi faktor, termasuk sistem kekebalan tubuh Anda, genetika, dan lingkungan. Dalam beberapa kasus, penyakit Crohn dan kolitis ulserativa dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa, sehingga mencari pengobatan sesegera mungkin adalah penting. Perawatan mungkin termasuk:

  • perubahan pola makan
  • obat-obatan
  • operasi

Refleks gastrokolik pada bayi

Sebagian besar bayi memiliki refleks gastrokolik aktif yang menyebabkan mereka mengalami buang air besar segera setelah makan - atau bahkan saat makan - selama beberapa minggu pertama kehidupan mereka. Ini terutama berlaku untuk bayi yang disusui dan sangat normal. Seiring waktu, refleks menjadi kurang aktif dan waktu antara makan dan fesesnya akan berkurang.

Pandangan

Jika sesekali Anda tiba-tiba merasa perlu buang air besar segera setelah makan, mungkin tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun, jika itu menjadi kejadian rutin, Anda harus mencari perawatan medis untuk mencoba menentukan penyebab yang mendasari dan menemukan opsi perawatan yang efektif.

Direkomendasikan: